Thursday, April 19, 2012

SINEMATOGRAFI FILM-FILM ANIMASI DAN LIVE ACTION ALA HOLLYWOOD

Menurut buku dari Blain Brown, Cinematography: Theory and Practise membahas tentang Image making for Cinematographer, Directors dan Videographers mengatakan bahwa Sinematografi tidak hanya sekedar tindakan dari karya fotografi. Lebih dari itu, sinematografi merupakan proses penggalian ide, aksi, subteks emosional, tone dan semua bentuk komunikasi non-verbal dan menggabungkannya dalam terminologi visual.

Ide berarti sebuah gagasan. Gagasan tidak hanya sekedar gagasan melainkan ide yang dapat direalisasikan dalam penuangan bentuk film dan kemampuan teknologi yang ada. Jadi ide boleh saja liar, tetapi akan ada konsekuensinya ketika teknologi untuk menerapkan ide tersebut belum teraplikasikan seperti contoh kasus film AVATAR-nya James Cameron.

Aksi merupakan kekuatan utama dalam sinematografi. Harus dibedakan aksi dalam dunia nyata dan aksi yang digunakan untuk konsumsi film. Adegan perkelahian yang tanpa alur di dunia nyata akan dikemas dengan koreografi pada sinematografi. Nampak kacau tidak apa tetapi koregrafi yang menarik sesuai sinematografi akan menjadi indah.

Subtex emosional merupakan bahasa yang tidak terlukiskan melalui kata namun dapat berbicara seperti halnya berkata hanya dengan menunjukkan visual. Seperti kamera traking in untuk sebuah adegan yang dipentingkan dan memberi kesan mendalam pada subyek. Untuk lebih memeperdalam ilmu ini Anda dapat mengakses dan mendownload DVD tentang Hollywood Camera Work, dan tentu juga harus membeli.

Istilah TONE dalam sinematografi harus berhati-hati dengan istilah Tone/Nada pada musik. Karena sampai artikel ini saya tulis, saya belum menemukan teori istilah TONE di sinematografi berkaitan dengan musik. Yang saya tahu istilah tone di sinematografi tetap berhubungan dengan bahasa visual dan teori warna atau orang menyebutnya dengan istilah tonal. Nanti di kesempatan selanjutnya akan saya uraikan tentang tonal ini. Tetapi jika ada kemungkinan teori baru yang diungkap ada penggabungan antara sinematografi dan musik yang saya belum tahu dan belum dengar. Setahu saya sinematografi urusannya dengan visual, musik/sound ya musik atau sound tersendiri ilmunya, urusan peng-adeganan ya sutradara. Walau pun sutradara berhak meminta pada sinematografer dan sound engineer melakukan yang terbaik untuk filmnya. Semua sudah ada bidangnya masing-masing.

Blain Brown menguraikan beberapa cakupan sinematografi dalam berbagai hal yaitu:
1. Film Space (Ruang Film)
2. Visual Language (Bahasa Visual)
3. Lens Language (Bahasa Lensa)
4. Camera Dynamics (Dinamisasi Kamera)
5. Cinematic Continuity (Kontinyuitas Sinema)
6. Exposure
7. Color Theory (Teori Warna)
8. The Tools of Lighting (Peralatan Tata Cahaya)
9. Lighting as Storytelling (Tata cahaya sebagai penceritaan)
10. Controlling Color (Mongontrol Warna)
11. Optics (Optik)
12. Video dan High Def
13. Image Control (Kontrol gambar)
14. Set Operation (Operasi Set)
15. Beberapa penjelasan tentang technical issue
16. Professional Format

Selain teori-teori diatas (saya akan menguraikannya di artikel selanjutnya), ada beberapa teknik-teknik visualisasi kamera yang digunakan oleh hollywood. Beberapa visualisasi tersebut terdokumentasi dan dirancang dalam DVD dalam judul HOLLYWOOD CAMERA WORK yang dapat Anda akses pada situs: http://www.hollywoodcamerawork.us.

Hollywood Camera Work dirancang oleh Tim yang mempelajari tentang bagaimana orang-orang di perfilman Hollywood melakukan sinematografi untuk karya-karya mereka. Kemudian oleh tim tersebut adegan-adegan itu dirangkum dalam sebuah animasi 3D sebagai rujukan pergerakan kamera ala Hollywood. Sampai saat artikel ini dibuat ada 3 tema yang mereka buat untuk para sinematografer yaitu
1. Hollywood Camera Work: The Master Course in High End Blocking & Staging
2. Hollywood Camera Work: Visual Effect For Directors
3. Hollywood Camera Work: Hot Moves




No comments:

Post a Comment