Beberapa tipe pengambilan gambar untuk membangun blok adegan yaitu:
Wide Shot/Long Shot (LS), yaitu pembingkaian dengan menyertakan keseluruhan gambar dalam sebuah adegan. Biasanya menggunakan focal lens yang pendek. Contoh: LS – ruangan Jono.
Establishing Shots (ES), hampir sama dengan wide shot. Biasanya digunakan pada pembukaan film atau video untuk memberikan informasi lokasi atau dimana kejadian film atau video tersebut. Contoh: ES – rumah Budi.
Full Shot (FS), yaitu pengambilan gambar dengan menyertakan seluruh obyek. Obyek dapat berupa bangunan, benda atau manusia. Misalnya FS – mobil. Berarti gambar yang diambil adalah keseluruhan mobil.
Medium Shot (MS), yaitu pembingkaian gambar mendekati subyek. Biasanya pengambilan sebatas pinggang manusia. Tujuannya misalnya untuk lebih memperlihatkan aksi yang sedang dilakukan atau memperjelas pakaian yang dikenakan . Misalnya adegan orang sedang di bar, kemudian ia membeli minuman atau orang yang sedang membaca buku.
Two Shot (TS), yaitu pembingkaian yang menyertakan dua karakter. Aksi diantara dua karakter tersebut menjadi bagian penting dalam penceritaan. Keduanya tidak boleh diatur secara simetris dalam frame. Dua karakter tersebut dapat saling berhadapan, tetapi pengambilan gambar pertama misalnya lebih dekat, sedangkan gambar yang kedua lebih jauh dari pandangan kamera.
Cowboy Shot (CS), yaitu pembingkaian gambar dari kepala sampai ke pangkal paha. Istilah ini mengacu kepada jaman pemakaian pistol oleh para koboi di amerika.

Kemudian ada cara untuk melakukan pengambilan gambar untuk membangun karakterisasi yaitu:
Close Up (CU), Secara umum pembingkaian CU dari kepala sampai ke batas bawah kerah baju. CU memiliki beberapa variasi pembingkaian. Pengambilan dari kepala sampai ke batas atas kantong atas baju disebut head and shoulders. Secara terminologi close up termasuk diantaranya:
Medium Close Up) MCU, pembingkaian single untuk medium shot. Dimulai dari kepala sampai batas pinggang.
3-Ts, pembingkaian dari dada ke atas kepala.
Choker: pembingkaian dari tenggorokan ke kepala. Disebut juga 2-Ts(Teeth and throat).
Big Head CU atau Tight CU, pembingkaian dibawah dagu sampai batas bawah rambut di wajah.
ECU (Extreme Close Up), berbagai macam pembingkaian ekstra dekat, tetapi biasanya pada mulut atau mata.

Over The Shoulder (OTS), pengambilan gambar melalui pundak seseorang dengan pembingkaian medium shot atau close up. Pembingkaian ini dapat menunjukkan posisi seseorang dalam adegan.
Cut Away, pengambilan gambar orang, benda atau sesuatu dalam adegan yang berbeda dengan pengambilan gambar utama tetapi masih ada kaitannya dengan adegan dari tokoh/kejadian tersebut tersebut. Misalnya pengambilan gambar jam dinding, dimana tokoh utama melihat jam tersebut sebelumnya. Cut away juga membantu editor untuk menyelamatkan gambar jika terjadi pengambilan gambar yang tidak sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa kejadian seperti jumping scene dapat disisipi dengan teknik cut away.
Reaction Shot, merupakan pengambilan gambar tipe cut away yang lain. Misalnya suatu kejadian atau karakter yang mengucapkan sesuatu dan gambar diambil pada karakter lain yang ada dalam bagian ruangan dan merespon apa yang sedang terjadi atau dibicarakan. Kemudian kembali ke karakter utama.
Insert, Merupakan pengisolasian adegan yang berdiri sendiri dari sebuah adegan utama. Misalnya seorang aktris yang sedang membaca buku, kemudian diambil syutin cover buku yang dibaca aktris melalui OTS.
Connecting shot yaitu pembingkaian yang dilakukan saat ingin memasukkan subyek dan obyek pada syuting poin yang sama dalam satu adegan. Idenya adalah seperti pandangan POV tetapi dengan menyertakan subyek.
Dalam membangun blok adegan selain framing kamera juga menggunakan transisi.
Transisi, biasanya digunakan pada awal dan akhir sebuah adegan/scene. Dalam beberapa kasus menunjukkan perubahan waktu. Beberapa transisi misalnya menggunakan matahari terbit atau tenggelam, gedung pada siang hari dan malam hari dan sebagainya. Bentuk transisi misalnya seperti:
Eliptical Cuts, digunakan untuk menunjukkan pewaktuan. Pewaktuan lambat dan pewaktuan cepat, untuk teknik syuting pada high-speed atau slow motion syuting, time-lapse fotografi, syuting energi tingkat tinggi.
Real Time Continuity, merupakan teknik yang sangat rumit dan jarang digunakan dalam film. Metode ini adalah metode dengan syuting yang sudah sangat direncanakan sebelumnya. Real time adalah kata kunci dalam syuting ini. Setiap adegan direncanakan scene per scene tanpa berhenti sampai pada adegan terakhir.
Empty Frame, transisi dimana disis oleh frame masuk dan frame keluar dari karakter.
No comments:
Post a Comment